Selayaknya seperti apa yang dijanjikan, broadband mestinya menjadi akses layanan internet yang stabil, paling tidak pada angka 256 kbps. Yang terjadi adalah akses internet yang tanpa batas. Tanpa ada batas yang jelas berapa kecepatannya. Janji up to 7,2 Mbps, nyatanya up to undefined (bener gak bahasanya ?).
Bagaimana tidak, tak ada kejelasan berapa kecepatan akses yang diberikan sebenarnya. Paket unlimited yang katanya up to 256 kbps sampai pemakaian 2 GB, realitasnya tanpa batas tadi. Benar-benar unlimited. Gak ada batas yang jelas.
Hal itu terjadi pada layanan IM2 Broom 3,5 G yang saya gunakan akhir-akhir ini. Sebelumnya memang kecepatan yang didapat sangat lumayan untuk layanan seharga 100 ribu sebulan. Bahkan jika ditest menggunakan speedtest.net cukup memuaskan.
Ternyata hal tersebut memang menjadi problem yang dialami oleh IM2. IndosatM2 mengakui adanya masalah pada jaringan 3G-nya. Kapasitas yang ada sekarang sudah tak sanggup lagi menahan laju pemakaian layanan data.
"Kami sudah berupaya menambah kapasitas dengan membangun BTS baru. Namun itu tak banyak membantu, karena masalah sebenarnya ada di pipanya,"a kata Corporate Secretary IM2, Andri Aslan, kepada detikINET, Senin (23/2/2009). Pipa yang dimaksud Andri ialah frekuensi 3G. Dengan 5 Mhz yang dimiliki Indosat, kata dia, itu sudah tak cukup untuk melayani kebutuhan pelanggan yang terus meningkat. Saat ini pelanggan modem 3G Indosat telah mencapai 300 ribu.
Indosat sendiri, katanya, telah memohon pada pemerintah agar bisa mendapat lisensi murah. Terlebih karena desakan pelanggan atas kualitas layanan. Menurut Andri, dengan penambahan frekuensi 5 MHz lagi untuk 3G bisa meningkatkan kapasitas jaringan pelanggan hingga 5 kali lipat dari yang ada sekarang.
"Bagaimana internet bisa murah kalau harga lisensi masih mahal (Rp 160 miliar). Ini tidak sesuai dengan rencana kami menawarkan akses internet tanpa batas dengan harga murah," lanjut Andri.
Nah, berarti sekarang tinggal bagaimana pemerintah memberikan fasilitas agar layanan internet untuk masyarakat bisa lebih mudah dan murah. Kalau Menkominfo, Muhammad Nuh menginginkan internet murah pada 2009, maka mungkin perlu direspon juga beberapa usulan yang muncul.
Misalnya Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) yang menawarkan satu solusi agar tarif internet bisa tetap turun meski kondisi ekonomi tengah sulit. tawarannya, "Beri kami lisensi BWA (broadband wirelss access) dengan harga lebih murah dari 3G," kata Ketua Umum APJII Sylvia W Sumarlin di sela ICT Outlook 2009 di Hotel Nikko, Jakarta, Kamis (19/2/2009).
Atau seperti apa yang diusulkan pihak indosat, dan juga operator lainnya : Kalau memang jalur frekuensinya bisa ditambah 5 MHz lagi (jadi 10 MHz), Indosat berani menjanjikan bandwidth 21 mbps untuk download dan 10 mbps untuk upload. Ini katanya bisa direalisasikan menggunakan teknologi HSPA+. "Itu baru namanya the real broadband connection. Tapi idealnya, frekuensi broadband itu 15 MHz. Kalau itu bahkan, per user berani kami jamin bisa download 48 mbps dan upload 21 mbps,". Wow, kapan itu bisa terwujud ?
No comments:
Post a Comment