Nov 6, 2008

Sindrom Obama

Sejarah baru dalam perpolitikan telah terjadi di Amerika. Untuk berbagi berita dari berbagai sumber tentang seorang Afro Amerika pertama yang kemarin telah terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat (AS). Sesuai dengan slogan yang didengungkannimages3ya duniapun berharap dapat melihat apa yang menjadi janji-janji kampanye Sang Presiden baru, Barack Hussein Obama. Janji perubahan, change, salah satu tema sentral kampanyenya ditunggu miliaran penduduk bumi. Ajaib memang, apa yang terjadi dalam pemilu presiden di Amerika Serikat sana turut mempengaruhi situasi global secara keseluruhan.

Presiden SBY secara khusus telah memberi ucapan selamat kepada Obama, yang dulu pernah tinggal di Menteng itu. Bahkan Kenya sengaja menjadikan tanggal 5 Nopember sebagai hari libur nasional. Warga Timur Tengah berharap Presiden baru bisa membuat kebijakan lebih baik daripada yang sebelumnya. Penduduk di kawasan Eropa pun berharap ada perbaikan kebijakan yang berpihak pada mereka.

Tetapi tidak sedikit yang pesimis terhadap kondisi ini mengingat pengalaman selama ini menunjukan siapapun presidennya, minumanya teh botol sosro, eh... maaf, maksudnya kebijakan yang diambil tidak jauh berbeda dengan pendahulunya. Posisi Amerika Serikat sebagai Super Power yang memiliki kekuasaan luar biasa selalu mampu menggoda siapapun presidennya untuk bertindak sebagai polisi dunia yang mampu berbuat apa saja dan harus dituruti oleh negara lain dengan alasan untuk menjaga keamanan dunia.

Kita tunggu, apakah isu perang melawan terorisme akan terus menjadi isu utama yimages7ang membpeaceuat renggang hubungan AS dengan negara-negara Islam. Mungkinkah tangisan prajurit AS akan berhenti atau malah lebih banyak lagi yang menumpahkan air mata bahkan darah. Ataukah ada isu-isu lain yang lebih kooperatif terhadap pihak-pihak yang selama ini dijadikan musuh-musuhnya.

Judul: Sindrom Obama; Ditulis oleh ifoel; Rating Blog: 5 dari 5

No comments:

Post a Comment