Nov 21, 2008

First Journey

Ini adalah berbagi kisah, tempat sebagian kisah perjalanan bermula. Lapangan Banteng, di Jakarta Pusat, tempat berdiri sebuah kantor yang berpengaruh tjkterhadap jalannya roda pemerintahan di negeri ini. Dan dari sinilah bermula perjalanan menjelajahi kota-kota di Indonesia. Saat itu SK dibagikan dengan disertai uang jalan sekaligus tiket (yang dibelikan dari uang jalan kita juga) ke tempat tujuan masing-masing. Lapangan Banteng pun selanjutnya menjadi titik awal petualangan, demikian juga seterusnya Lapangan Banteng menjadi penentu ke mana arah perjalanan mutasi akan dituju (tentu setelah ketentuan Allah SWT). 

Samarinda, sebuah kota yang sebelumnya jarang disebut-sebut langsung menjadi perbendaharaan kata favorit. Peta pun dicari, di manakah gerangan letaknya Samarinda itu. Sang ibunda langsung menangis mendengar salah satu anaknya akan terbang jauh ke seberang pulau yang bahkan tak pernah terbayangkan sebelumnya. Beraneka wejangan dan nasehat selanjutnya menjadi menu utama sebelum melakukan keberangkatan. Bagaimana hidup di negeri orang, bagaimana menjaga tata krama, dan lain-lainnya. Pendek kata semuanya berujung pada arahan untuk menjadi seperti kata pepatah ; di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung. Dalam hati sempat juga ada kegalauan, bagaimana tidak, waktu sebelumnya belum pernah pergi ke tempat yang begitu jauh, naik pesawat pula, sendirian lagi.

Acara keberangkatan di bandara Sukarno-Hatta berjalan dengan penuh haru. Maklum, saya adalah satu-satunya waktu itu anak yang pergi jauh dari orang tua sementara saudara-saudara (7 orang) yang lainnya kumpul semua dekat dengan orang tua. Ibunda melepas dengan tangisan, begitu juga yang lainnya. Tentu saja diiringi do'a untuk anaknya tercinta.

Kegalauan yang muncul sebelum berangkat ternyata tidak perlu terjadi. Sebab di pesawat bertemu dengan teman-teman lain yang juga mau ke Samarinda, waktu itu kurang lebih ada tujuh oraklmng. Bahkan sewaktu turun di Bandara Sepinggan Balikpapan bertemu lagi dengan teman-teman lainnya yang transit sebelum melanjutkan perjalannya ke wilayah  Sulawesi. Bahkan di Bandara Sepinggan sudah menunggu paman salah seorang teman yang kebetulan bekerja di Pertamina Balikpapan. Lumayan, di rumahnya bisa istirahat, santai-santai, makan-makan, tanya-tanya, dan dicarikan kendaraan untuk bisa meneruskan perjalanan ke Samarinda. Kalimantan, here I'm coming..

Perjalanan menuju Samarinda dilakukan dengan menggunakan taksi carteran. Dalam rangka penghematan kita carter dua taksi dan diisi 7 orang plus paman teman tadi untuk menjadi guide sampai di sana. Selama kurang lebih dua jam melintasi jalan Balikpapan - Samarinda yang terlihat kebanyakan pepohonan dan hutan. Jarang sekali menjumpai rumah di pinggir jalan. Jangan-jangan sampai di Samarinda pun terus-menerus seperti ini, masih hutan dan jarang rumah penduduk. Saking khawatirnya ada teman yang membawa berbagai macam perlengkapan mandi dan pakaian untuk bekal selama di Samarinda. Maklum kabarnya memang di sana masih sulit dan transportasinya pun menggunakan perahu.

Gak segitunya kali……

Judul: First Journey; Ditulis oleh ifoel; Rating Blog: 5 dari 5

No comments:

Post a Comment