Ada kenangan tersendiri setiap akhir Ramadhan. Kenangan waktu Ramadhan di Samarinda dan Sukabumi. Biasanya di Samarinda dulu setiap tahun i’tikaf di Masjid Al-Ma’ruf, simpang Voorvo. Yang selalu terjadi adalah peserta pasti terbangun dengan suara musik dari speaker masjid. Yang diputar waktu itu kalau tidak salah lagunya A. Rafiq yang ada tentang puasa dan sahurnya, sahuur…… sahuurr…… sahuurrr……… dung… tak… dung…dung.
Pernah suatu ketika ada seorang perempuan tahu-tahu sudah ikut tidur di antara peserta i’tikaf, heboh. Ternyata dia seorang perempuan stress yang luntang lantung dan mungkin dilihatnya banyak orang tidur di masjid ikutlah dia di situ. Maklum masjidnya terletak di pinggir jalan utama yang ramai.
Di Sukabumi lain lagi. Biasanya i’tikaf di Masjid Nururrahman Cipelang Leutik. Kebetulan i’tikaf di situ untuk sahur biasanya dijamu oleh H. Syahbandar. Seorang kaya yang dermawan. Ciri khasnya lagi adalah imam qiyamullail-nya, Ust. Irfan (alm.) Orang yang bercita-cita hafidz qur’an dan setelah menjadi hufadz ingin mati syahid di jalan-Nya. Sekarang telah wafat dalam sebuah kecelakaan dalam rangka tugas da’wah. Semoga sesuai yang dicita-citakannya.
Biasanya lagi peserta i’tikafnya kebanyakan anak sekolah (SMA). Tapi justru menjadi lebih dinamis acaranya karena mereka cenderung sudah bebas mengikuti rangkaian acara karena sudah libur. Satu hal lagi yang tidak terlupa adalah dinginnya. Beberapa kali kalau i’tikaf di situ (mungkin lebih tepatnya tidur), atau masjid manapun di sukabumi mesti kedinginan, menggigil. Kalau tidak memakai pakaian berlapis dua bahkan tiga bisa-bisa gak bisa tidur karena kedinginan.
No comments:
Post a Comment